Tidak Ada Keamanan Sistem Jaringan yang Sempurna

Sekarang ini maraknya serangan cracker terhadap server-server perusahaan besar, seperti Panasonic China, beberapa database perusahaan Jepang, dan google pun juga pernah menjadi korban penganiayaan oleh hacker cantik asal China. Masih banyak perusahaan-perusahaan besar yang telah menjadi korban Cracker. Tahun lalu, Facebook terancam tutup atas beredarnya informasi mengenai sasaran baru Anonymous yang merupakan Hacker/Cracker selama ini sering membuat banyak situs menjadi down
memberikan peringatan kepada Facebook, bahwa “Nothing The Perfect Security System”. Server Telkomsel juga pernah dibobol oleh hacker asal Indonesia—Sensor Nama—dan kemudian hacker tersebut akhirnya ditangkap. Hacker yang membobol server Telkomsel juga mengatakan hal yang sama dengan “Anonymous”.

Jika saya bandingkan pelajaran Matematika dengan Teknologi Informasi, ternyata kedua ilmu dunia ini proses pengerjaannya mirip, yaitu masalah dalam soal Matematika dapat dikerjakan dengan trik apasaja asalkan jawaban akhir benar. Begitu juga dengan Teknologi Informasi, khusus dalam programming, penyelesaian suatu program dapat dilakukan dengan banyak cara/trik asalkan hasil akhir benar. Dengan pernyataan tersebut, bahwa “tidak ada keamanan system jaringan yang sempurna”, karena security suatu system jaringan sama halnya dengan membuat antisecurity system itu sendiri. Misalnya, perusahaan A membuat security system dengan algoritma X dengan hasil akhir S (Strong Security System). Akan tetapi sayangnya, hasil akhir sudah diketahui oleh Cracker/Black Hat Hacker, sehingga cracker terus mencari bagaimana security itu bekerja dan kemudian mendapatkan algoritma dari program security perusahaan A. Jika Cracker sudah mengetahui bagamana cara kerja dan algoritma suatu program, maka security yang dinilai kuat tersebut dapat ditembus. Jadi, di dalam dunia IT tidak ada yang tidak mungkin dan “Nothing The Perfect Security System”.

Saya mendapatkan informasi dari “Telkom Solution [dot] com”, bahwa Jepang yang selama ini telah diserang bertubi-tubi oleh Cracker sekarang sedang mengembangkan “senjata pelacak cyber attack”. Senjata ini dibuat mirip virus atau dibuat virus yang mampu mendeteksi sumber serangan cyber sekaligus menetralisasikannya.
Pemerintah Jepang menjalankan proyek berjangka tiga tahun tersebut dengan memercayakannya kepada perusahaan teknologi Fujitsu. Dengan dana sebesar 179 juta Yen (sekitar US$ 2,3 juta), virus ini dapat digunakan sebagai perlengkapan untuk memonitor dan menganalisa serangan.
Apakah “Senjata Pelacak Cyber Attack” merupakan senjata yang ampuh untuk melawan dan menangkal Cracker? Saya yakin tidak. Sekali lagi, tidak ada system keamanan yang sempurna dan terkuat, tetapi yang ada hanyalah memperbaharui “bagaimana system itu bekerja dengan baik?”.

3 komentar

wah keren dah klo udah kayag gini..
jepang ampe serius turun tangan jadina bakal keren :D

Reply

Iya, Mas :D
Jepang ingin memperlihatkan kekuatan yang dimiliki. :D Kita lihat perkembangannya, "apakah hasil proyek itu mampu menjadi raja security?" Atau Jepang akan menjadi tempat belajar dan bermain para Cacker ^_^.

Reply

gan gimna cara menjadi seorang hacker trus apa aja yang dibutuhkan oleh seorang hacker ?
kalo boleh saya ingin gabung di grup hacker dan menjadi salah satu dari mereka

Reply

Posting Komentar

Mohon gunakan kalimat yang santun untuk memberikan komentar. Komentar yang dianggap propokator akan dihapus.