“Di dunia ini, manusia seperti berperan
sebagai aktor/aktris di sebuah drama yang durasinya sangat panjang. Ketika manusia
telah lahir, maka ia akan melanjutkan karirnya sebagai subjek yang memiliki
tanggung jawab yang sama dengan subjek yang lain, kemudian akhir tanggung jawab
yang mereka emban dibatasi oleh kematian, dan selanjutnya menantikan nasib
selama menunggu kehidupan baru dan abadai—hari kebangkitan.” Dari
pernyataan tersebut, jika kita reunungkan, maka makna yang kita peroleh adalah
sebuah inspirasi untuk memperhatikan diri kita dan lebih memperhatikan makna
hidup serta mencari jati diri kita sebagai manusia. Begitupun juga dengan saya,
ketika seseorang memberikan inspirasi kepada saya, maka hal itu sangatlah luar
biasa dan akan menjadikan saya lebih agresif dalam merespon pada setiap masalah
yang muncul di kehidupan, dan setiap inspirasi positif yang muncul menjadikan
sebuah ajang kompetisi dalam kehidupan saya. Kejadian-kejadian seperti inilah
yang saya sebut sebagai cycle of life
yang artinya siklus kehidupan. Tetapi, kita sering lalai mengenai hal ini, dan
seharusnya kita menulis setiap langkah kehidupan yang sedang kita jalani,
kemudian mencocokkannya di masing-masing kejadian dalam hidup, maka kita akan
memperoleh sesutau yang sangat sulit dipercaya, yaitu setiap kegiatan yang
telah kita lampaui sangat berkaitan dengan kehidupan yang sedang dijalani dan
kehidupan yang akan datang. Oleh karena itu, kita perlu menulis jejak kehidupan
kita sendiri supaya mengerti alur kehidupan dan akan semakin yakin, bahwa kita
adalah manusia yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta dengan dibekali akal
untuk menulis (baca: mengenali) diri sendiri dan orang lain.